Menyusui memiliki peran yang sangat penting dalam situasi darurat seperti bencana alam, konflik bersenjata, atau pengungsian. Di tengah kelangkaan air bersih, peralatan makan, dan sumber energi, ASI menjadi satu-satunya sumber nutrisi yang aman dan andal bagi bayi. Dokumen yang dikeluarkan oleh Academy of Breastfeeding Medicine (ABM) memberikan panduan dan rekomendasi terkait menyusui di kondisi darurat untuk memastikan bayi mendapatkan nutrisi dan perlindungan yang diperlukan tanpa bergantung pada sumber daya eksternal.
Pendahuluan
Di situasi darurat, kelangsungan hidup dan kesejahteraan bayi sangat bergantung pada ASI. ASI adalah sumber gizi yang bersih dan dapat diandalkan tanpa memerlukan air bersih atau peralatan makan tambahan seperti botol atau dot. Selain melindungi bayi dari infeksi, menyusui juga mengurangi risiko malnutrisi yang sering terjadi di kondisi darurat. Studi menunjukkan bahwa menyusui juga membantu menurunkan stres pada ibu karena pelepasan hormon oksitosin, yang membantu memperkuat daya tahan emosional ibu dalam menghadapi trauma.
Lebih dari itu, menyusui memberikan perlindungan tambahan bagi kesehatan ibu dengan mengurangi risiko perdarahan pascapersalinan dan membantu mengatur jarak kelahiran anak. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa menyusui mendapat prioritas tinggi dalam rencana penanggulangan bencana atau situasi darurat lainnya
Rekomendasi
Berikut adalah rekomendasi utama dari Academy of Breastfeeding Medicine terkait menyusui dalam keadaan darurat:
Promosi dan Perlindungan Menyusui
Perlindungan, promosi, dan dukungan menyusui harus menjadi bagian dari setiap rencana kesiapsiagaan darurat. Semakin banyak ibu yang menyusui sebelum bencana, semakin banyak yang akan tetap menyusui selama kondisi darurat. Oleh karena itu, menyusui harus didorong sebagai langkah kesiapsiagaan menghadapi bencana, dan para ibu perlu dipersiapkan untuk memasukkan situasi darurat ke dalam keputusan pemberian makan bayi.Dukungan Tenaga Ahli Menyusui
Rencana penanggulangan darurat harus mencakup personel terlatih yang bisa membantu ibu menyusui menghadapi tantangan terkait menyusui, seperti produksi ASI rendah, pemisahan dari bayi, atau masalah teknis menyusui lainnya. Petugas kesehatan dan bantuan darurat perlu memahami pentingnya menyusui dan mampu memberikan bantuan yang diperlukan kepada ibu.Pengelolaan Susu Formula Secara Ketat
Donasi susu formula, botol, dot, atau pompa ASI tidak boleh diterima dalam situasi darurat. Distribusi susu formula hanya diperbolehkan jika bayi tidak bisa disusui, dan ini harus disertai dengan dukungan komprehensif termasuk air bersih dan alat makan yang memadai.Penggunaan ASI Donor dan Relaktasi
Untuk bayi yang tidak bisa disusui langsung, relaktasi (stimulasi kembali produksi ASI), menyusui oleh ibu lain (wet-nursing), atau donor ASI harus dipertimbangkan sebelum menggunakan susu formula.
Informasi Kunci
Beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam situasi darurat adalah:
Gizi dan Keamanan
ASI adalah sumber nutrisi yang aman, tanpa memerlukan pemrosesan tambahan seperti air panas atau alat makan yang harus disterilisasi. Ini menjadi sangat penting dalam situasi darurat di mana air bersih dan sanitasi mungkin tidak tersedia.Risiko Susu Formula
Penggunaan susu formula dalam kondisi darurat memiliki risiko tinggi, terutama karena membutuhkan air bersih untuk rehidrasi dan alat makan yang harus dicuci dengan air panas dan deterjen. Jika sumber daya ini tidak tersedia, bayi yang bergantung pada susu formula berisiko mengalami malnutrisi dan infeksi.Peran Menyusui dalam Mengurangi Stres
Menyusui membantu mengurangi stres pada bayi dan ibu. Penelitian menunjukkan bahwa menyusui dapat mengurangi respons stres bayi, membantu mereka tetap tenang di tengah situasi krisis. Di sisi lain, ibu yang menyusui juga merasakan pengurangan stres melalui pelepasan hormon oksitosin.
Menyusui dalam Konteks Darurat
Menyusui di kondisi darurat menghadapi tantangan besar. Ibu sering kali merasa stres mempengaruhi produksi ASI mereka, padahal sebenarnya yang sering terjadi adalah penurunan frekuensi menyusui yang menyebabkan penurunan produksi ASI. Stres memang bisa memperlambat refleks pengeluaran ASI (let-down), tetapi tidak berdampak langsung pada produksi ASI jika frekuensi menyusui tetap terjaga. Oleh karena itu, penting untuk memberikan dukungan emosional dan teknis kepada ibu agar mereka dapat terus menyusui
Alternatif untuk Bayi yang Tidak Disusui Langsung
Bayi yang tidak bisa mendapatkan ASI langsung masih bisa mendapatkan manfaat dari ASI melalui metode lain, seperti:
- Relaktasi: Relaktasi adalah proses memulai kembali produksi ASI setelah sempat berhenti. Ini bisa dilakukan oleh ibu bayi atau anggota keluarga lain yang pernah menyusui.
- Menyusui oleh Ibu Lain (Wet-Nursing): Menyusui oleh ibu lain juga bisa dipertimbangkan, terutama jika donor ASI sulit didapat.
- Donor ASI: Penggunaan ASI dari bank ASI bisa menjadi alternatif sebelum mempertimbangkan pemberian susu formula.
Pengelolaan Susu Formula di Situasi Darurat
Jika susu formula diperlukan, distribusinya harus dilakukan secara ketat dan hati-hati. Susu formula hanya boleh diberikan setelah ada penilaian dari petugas kesehatan yang terlatih, dan harus disertai dengan air bersih, alat makan yang memadai, dan panduan penggunaan yang jelas. Penggunaan susu formula di situasi darurat juga memerlukan pengawasan ketat agar bayi tidak berisiko terinfeksi atau kekurangan gizi.
Kesimpulan
Menyusui harus diutamakan dalam setiap situasi darurat sebagai langkah kritis untuk menjaga kesehatan dan kelangsungan hidup bayi. Rencana kesiapsiagaan darurat harus memasukkan dukungan bagi ibu menyusui, dan pemerintah serta organisasi bantuan harus mendorong kelangsungan menyusui sebagai bagian dari strategi penanggulangan bencana. Bayi yang tidak bisa disusui langsung harus mendapatkan prioritas dalam menerima ASI donor atau dukungan relaktasi sebelum mempertimbangkan pemberian susu formula. Dukungan menyeluruh sangat diperlukan agar ibu bisa terus menyusui di tengah tantangan yang ada